Oleh : CHE HUDA

Oleh  : CHE HUDA

Kamis, 13 Januari 2011

MENGINTEGRASIKAN ANALISA SOSIAL DALAM GERAKAN SOSIAL

APA YANG DIMAKSUD DENGAN ANALISA SOSIAL ?
Suatu (proses) analisis sosial adalah usaha untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang situasi sosial, hubungan-hubungan struktural, kultural dan historis, sehing­ga memungkinkan mcnangkap dan memahami realitas yang sedang dihadapi. Suatu anali­sis pada dasarnya "mirip" dengan sebuah "penelitian akademis" yang berusaha menying­kap suatu hal atau aspek tertentu. Dalam proses ini yang dilakukan bukan sekedar me­ngumpulkan data, berita atau angka, melainkan berusaha membongkar apa yang terjadi se­sungguhnya, bahkan menjawab mengapa demikian, dan menemukan pula faktor-faktor apa yang memberikan pengaruh kepada kejadian tersebut. Lebih dari itu, analisis sosial, seyog­yanya mampu memberikan prediksi ke depan: kemungkinan apa yang tetjadi.
Apakah hasil kesimpulan dari analisis sosial bersifat final? tentu saja tidak. Karena hasil dari analisis tersebut dapat dikatakan hanya merupakan kebenaran tentatif, yang bisa berubah sesuatu dengan fakta atau data dan temuan-temuan yang baru. Dengan demikian, analisis ini bersifat dinamis, terus bergerak, memperbarui diri, dikaji ulang dan terus harus diperkuat dengan fakta-fakta pendukung. Hasil analisa bukan suatu dogma, atau sejenis kebenaran tunggal.

SIAPA PELAKU ANALISIS SOSIAL?
Bicara tentang analisis sosial, pada umumnya selalu dikaitkan dengan dunia akade­mik, kaum cendikiawan, ilmuwan atau kalangan terpelajar lainnya. Ada kesan yang sangat kuat bahwa anaIisis sosial hanya milik "mereka". Masyarakat awam tidak punya hak untuk melakukannya. Bahkan kalau melakukan, maka disediakan mekanisme sedemikian rupa, sehingga hasil analisis awam itu dimentahkan. Entah dinyatakan tidak ilmiah, ngawurr, sa­lah, atau apapun namanya?
Pemahaman yang demikian, bukan saja keliru, melainkan mengandung maksud-mak­sud tertentu yang tidak sehat dan penuh dengan kepentingan. Pengembangan analisis sosial di sini, justru ingin membuka sekat atau dinding pemisah itu, dan memberikatmya kesem­patan kepada siapapun untuk melakukannya. Malahan mereka yang paling dekat dengan suatu kejadian, tentu akan merupakan pihak yang paling kaya dengan data dan informasi. Justru analisis yang dilakukan oleh mereka yang dekat dan terlibat tersebut akan lebih ber­peluang mendekati kebenaran. Dengan demikian, tanpa memberikan kemampuan yang cu­kup kepada masyarakat luas untuk melakukan analisis terhadap apa yang terjadi di lingku­ngan mereka, atau apa yang mereka alami, maka mereka menjadi sangat mudah "dimanipu­lasi", "dibuat bergantung" dan pada gilirannya tidak bisa mengambil sikap yang tepat.

MENGAPA GERAKAN SOSIAL MEMBUTUHKAN ANALISA SOSIAL ?

Ka1au kita pahami secara 1ebih mendalam, aktivitas sosial ada1ah sebuah proses pe­nyadaran masyarakat dari suatu kondisi tertentu kepada kondisi yang lain yang 1ebih baik (baca: kesadaran kritis) Ka1au kita menggunakan isti1ah yang lebih populer, aktivitas semacam itu bisa juga disebut sebagai aktivitas pemberdayaan (Empowerment) untuk suatu entitas atau komunitas masyarakat tertentu. Dari statemen tersebut, maka akan termuat sua­tu makna bahwa sebenarnya kesadaran kritis atas realitas sosial ini pada dasarnya ada pada setiap diri ma­nusia. Hanya saja tingkat kesadaran kritis pada masing-masing orang itu kadarnya berbeda-beda. Dan aktivitas sosial adalah a1at untuk menyadarkan atau memotivasi bagi munculnya kesadaran tersebut. Meskipun, sebagaimana kita ketahui, bahwa membangun kesadaran kritis atas realitas sosial itu tidaklah semudah membalik tangan, karena kesadaran itu dilingkupi oleh persoa1an-persoalan (sosia1 dan sebagainya), yang senantiasa membelenggunya. Ka1au kita gambarkan, maka persoalan yang melingkupi kesadaran kritis akan realitas sosial itu adalah sebegai berikut:



Flowchart: Summing Junction:           Ekonomi
                    
Politik   A  Sosial                    
            
            Budaya
 






Aktivis Sosial                                                               Aktivis Non Sosial


A= Kesadaran Kritis

           Out-Putà Insan Kamil yang kritis akan realitas sosial

Oleh karena itu, untuk masuk pada titik sentra1 kesadaran kritis atas realitas sosial sebagaimana dimaksud dalam gerakan sosial di atas, maka tidak mungkin untuk tidak membongkar, mengurai dan menganalisa persoalan-persoalan yang ada disekitarnya. Pada konteks inilah kompetensi analisis sosial da1am gerakan sosial.

MENGAPA MESTI ANALISIS SOSIAL?
Apa sebetulnya yang dijanjikan oleh proses analisis sosial, sehingga membuat proses ini mempunyai nilai penting? Pertama, untuk mengidentifikasikan dan memahami persoa­lan-persoalan yang berkembang (ada) secara lebih mendalam dan seksama (teliti); berguna untuk membedakan mana akar masalah (persoalan mendasar) dan mana yang bukan, atau mana yang merupakan masalah turunan. Kedua, akan dapat dipakai untuk mengetahui potensi yang ada (kekuatan dan kelemahan) yang hidup dalam masyarakat. Ketiga, dapat me­ngetahui dengan lebih baik (akurat) mana kelompok masyarakat yang paling dirugikan (termasuk menjawab mengapa demikian). Dan keempat, dari hasil-hasil tersebut, dapat dira­malkan apa yang mungkin akan terjadi, sehingga dengan demikian dapat pula diperkirakan apa yang harus dilakukan.

TEMPAT ANALISIS SOSIAL?
Kalangan akademis pada umumnya menghasi1kan karya-karya yang "bagus" dan "bermutu" melalui kegiatan kei1muannya? Untuk apa kesemuanya itu? naskah-naskah itu biasanya tergeletak begitu saja dirak-rak kampus, menjadi bahan referensi atau menjadi teman mahasiswa (kutu buku). Memang ada pula yang digunakan untuk keperluan kemasyara­katan, terutama negara dalam mengambil kebijakan. Hubungan antar kampus dengan nega­ra, ketimbang dengan masyarakat meski ha1 ini tidak selalu demikian.
Berbeda dengan analisis sosia1 yang akan dikembangkan di sini. Ana1isis sosial bukan pekerjaan "kegenitan intelektual" dan bukan pula sejenis keisengan tanpa dasar. Kegiatan ini dengan je1as didedikasikan dan diorientasikan untuk suatu keperluan perubahan . Ada watak mengubah yang dihidupkan da1am proses analisis sosial ini. Justru karena itu pula, maka menjadi jelas bahwa analisis sosial merupakan salah satu. titik simpul dari proses pan­jang mendorong perubahan. Ana1isis sosial akan menghasilkan semacam. "peta" yang mem­berikan arahan dan dasar bagi usaha-usaha perubahan.

PRINSIP-PRINSIP ANALISIS SOSIAL
1.      Ana1isis sosial bukan suatu bentuk pemecahan masalah, me1ainkan hanya diagnosis (pencarian akar masalah), yang sangat mungkin digunakan da1am menyelesaikan suatu masalah, karena analisis sosial memberikan pengetahuan yang lengkap, sehingga diha­rapkan keputusan atau tindakan yang diambi1 dapat merupakan pemecahan yang tepat. (lihat gambar)
PROSES ANALISIS SOSIAL
 
                                                  
PEMECAHAN MASALAH
 
JALAN KELUAR
 
ANALISIS SOSIAL
 
MASALAH
 
2.      Analisis sosial tidak bersifat netral, se1alu berasal dari keberpihakan terhadap suatu ke­yakinan. Soal ini berkait dengan perspektif, asumsi-asumsi dasar dan sikap yang diam­bil dalam proses me1akukan analisis.
3.      Karena pernyataan di atas, maka analisis sosial dapat digunakan oleh siapapun.
4.      Analisis sosial lebih memiliki kecenderungan mengubah; tendensi untuk menggunakan gambaran yang diperoleh dari analisis sosial bagi keperluan tindakan-tindakan mengubah, maka menjadi sangat jelas bahwa analisis sosial berposisi sebagai salah satu simpul dan siklus kerja transformasi.
5.      Analisis sosial selalu menggunakan ‘tindakan manusia’ sebagai sentral/pusat dalam melihat suatu fenomena nyata.

TAHAP-TAHAP ANALISA SOSIAL
1.        Tahap menetapkan posisi, orientasi: pada intinya dalam tahap ini, pelaku analisis perIu mempertegas dan menyingkap motif serta argumen (idiologis) dari tindakan analisis sosial. Adalah penting untuk disadari bahwa orientasi dasar akan sangat berpengaruh kepada tahap selanjutnya dalam proses analisis.
2.       Tahap pengumpulan dan penyusunan data: tujuan dan maksud dari tahap ini, aga analisis memiliki dasar rasionalitas yang dapat diterima akal sehat (tidak dianggap gosip, rumor, isu); ujung dari pengumpulan data ini adalah suatu upaya untuk merangkai data, dan menyusunnya menjadi diskripsi tentang suatu persoalan.
3.       Tahap analisis: pada tahap ini, data yang telah terkumpul diupayakan untuk dicari atau ditemukan hubungan diantaranya. Apa yang penting ditelaah dalam melakukan analisis. Antara lain: kaitan historitas (kesejarahan, sejarah peristiwa), kaitan struktur, nilai-nilai, reaksi yang berkembang dan arah masa depan. Oleh karena itu dalam analisis sosial di kenal beberapa model telaah, diantaranya;

a)       Telaah Historis, dimaksudkan untuk melihat ke belakang. Asumsi dasar dari telaah ini bahwa suatu peristiwa tidak dengan begitu saja hadir, melainkan melalui sebuah proses sejarah. Dengan ini, maka kejadian, atau peristiwa dapat diletakkan dalam kerangka masa lalu, masa kini dan masa depan.
b)      Telaah Struktur. Biasanya orang enggan dan cemas melakukan telaah ini, terutama oleh stigma tertentu. Analisis ini sangat tajam dalam melihat apa yang ada, dan mempersoalkan apa yang mungkin tidak berarti digugat. Struktur yang akan dilihat adalah: ekonomi (distribusi sumberdaya); politik (bagaimana kekuasaan dijalankan); sosial (bagaimana masyarakat mengatur hubungan di luar politik dan ekonomi); dan budaya (bagaimana masyarakat mengatur nilai).
c)       Telaah Nilai. Penting pula untuk diketahui tentang apa nilai-nilai yang dominan dalam masyarakat. Mengapa demikian. Dan siapa yang berkepetingan dengan pengembangan nilai-nilai tersebut.
d)      Telaah Reaksi. Melihat reaksi yang berkembang berarti mempersoalkan mengenai siapa yang lebih merupakan atau pihak mana yang sudah bereaksi, mengapa reaksi muncul dan bagaimana bentuknya. Telaah ini penting untuk menuntun kepada pemahaman mengenai "peta" kekuatan yang bekerja.
e)       Telaah masa depan. Tahap ini lebih merupakan usaha untuk memperkirakan atau meramalkan, apa yang terjadi selanjutnya. Kemampuan untuk memberikan prediksi (ramalan) akan dapat menjadi indikasi mengenai kualitas tahap-tahap sebelumnya.

4.       Tahap penarikan kesimpulan: pada tahap ini, setelah berbagai aspek tersebut ditemu­kan, maka pada akhirnya suatu kesimpulan akan diambil; kesimpulan merupakan gambaran utuh dari suatu situasi, yang didasarkan kepada hasil analisa; dengan demikian kualitas kesimpulan sangat bergantung dari proses tahap-tahap penganalisaan, juga tergantung pada kompleksitas issues, kekayaan data dan akurasi data yang tersedia, ketepatan pertanyaan atau rumusan terhadap masalah, dan kriteria yang mempengaruhi penilaian-penilaian alas unsur-unsur akar masalah.

Dari keseluruhan yang sudah ditemukan diatas, kemudian ditarik sebuah kesimpu­Ian akhir. Dasar Penarikan Kesimpu1an adalah hasil dari tahap di depan. Yang tidak kalah penting adalah menemukan apa yang menjadi akar masalah. Untuk menemukan akar masa­1ah dapat dituntun dengan pertanyaan: mengapa? Untuk sampai kepada akar masalah, maka penting dilakukan kualifikasi secara ketat, guna menentukan faktor mana yang paling pen­ting. Kesimpulan tidak lain berbicara mengenai faktor apa yang memberikan pengaruh pa­ling dominan (paling kuat) dan demi kepentingan siapa unsur akar tersebut bekerja. Seba­gaimana diungkapkan di depan, kesimpulan tidak menjadi sesuatu yang final, melainkan akan mungkin diperbaiki menurut temuan-temuan atau data baru.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar